Juara Robotick Tingkat Sumatera Barat Di Politeknik Negeri Padang, Unand
Juara I Robotic se-Sumbar
SMAN 3 Pariaman Kembangkan Ekskul Robotick
Padang Ekspres • Kamis, 18/10/2012 13:03 WIB • ZIKRINIATI ZN - Padang • 142 klik
Meski baru seumur jagung, prestasi SMAN 3 Pariaman tak kalah dengan SMA favorit di Kota Pariaman. Baru-baru ini, tim robotic SMA yang dipimpin Elfi Junaida, meraih tempat juara sekaligus dalam lomba robotic tingkat Sumbar yang digelar Politeknik Unand.
WAKTU menunjukkan pukul 10.00 saat Padang Ekspres memasuki SMAN 3 Pariaman di Desa Sikabu Marunggi, Pariaman Selatan. Di ruang kepala sekolah, 8 siswa tengah berbincang dengan Kepala SMAN 3 Pariaman, Elfi Junaida. Mereka tengah mematangkan rencana pembuatan ekstrakurikuler robotic di sekolah mereka.
“Sejak meraih empat penghargaan pada lomba robotic di Unand, siswa bersemangat memajukan kegiatan robotic. Sebagai kepala sekolah tentunya saya sangat mendukung. Insya Allah dalam waktu dekat kita buka ekstrakurikuler robotic,” ujar Elfi yang baru menjadi kepsek beberapa bulan lalu ini.
Memang, dari enam tim robotic yang dikirim untuk mengikuti lomba robotic di Unand pada 2-3 Oktober lalu, empat tim berhasil meraih juara. Untuk kategori robotic roket air, tiga tim masing-masing meraih juara 1, 2 dan 3. Sedangkan kategori robotic line follower, tim SMAN 3 Pariaman meraih peringkat 3.
Prestasi yang membanggakan Kota Pariaman sekaligus ajang pembuktian bahwa SMAN 3 berhasil meraih prestasi bergengsi meskipun jauh dari pusat Kota Pariaman. Elfi selalu memotivasi siswanya untuk mengembangkan potensi dirinya, meski mereka tidak sekolah di sekolah favorit.
“Semua siswa memiliki kemampuan yang sama, tinggal usaha saja yang perlu diperkuat, itu yang selalu saya ungkapkan kepada mereka,” ujar Elfi kepada Padang Ekspres.
Kalimat itu juga yang selalu diingat-ingat tim robotic, kalau mereka mulai jenuh pada saat berlatih merakit robot yang dipandu langsung alumni mereka. Seperti yang diketahui perkara merakit robot tentu saja bukanlah hal yang instan, butuh kedisiplinan, kesabaran dan ketekunan untuk merakitnya.
Seperti membuat roket air sederhana dari botol minuman mineral bekas, dan menerbangkannya hingga tepat sasaran, bukanlah perkara mudah. Harus memiliki hitungan-hitungan yang tepat. Seperti, berapa kali roket yang sudah diisi air ini harus dipompa dengan pompa sepeda, agar bisa melayang dan mendarat di garis yang telah ditetapkan.
Sebab, penilaiannya memang pada saat terbang dan ketepatan pendaratan. Syukurnya pada saat lomba roket air, tim robotic Sunardi berhasil mendarat dengan mulus tepat di angka 100 meter. Ini angka tertinggi. Jika melewati angka tersebut, rocket tersebut dianggap gagal.
“Awalnya sempat deg-degan juga Kak, takut nggak mendarat tepat sasaran. Alhamdulillah kami berhasil,” ujar siswa XII IPA 3 tersebut.
Atas prestasinya ini, Sunardi bersama tim robotic yang menyabet gelar juara II dan III berhasil membawa pulang trofi dari Politeknik Unand.
Lain halnya Rizka, yang membuat robot line follower (robot yang dibuat sensor untuk mengikuti garis). Siswi XII IPA 3 ini sempat putus asa membuat robot yang menyerupai mainan mobil tamiya ini.
Mobil yang terbuat dari fiber itu, harus mampu mengikuti garis hitam dan harus mundur saat melihat garis putih. Sensor yang berguna untuk mendeteksi garis tersebut, seringkali error. Akibatnya, harus dibongkar pasang sensornya berulang-ulang.
“Sempat bosan juga Kak, sensornya sebentar oke sebentar error. Tapi begitu ingat mau ikut lomba, jadi semangat lagi,” ujar gadis berkulit putih itu.
Kerja kerasnya berbuah manis. Timnya berhasil meraih juara tiga. “Seharusnya bisa peringkat satu, tapi robotnya gagal mendeteksi sensor satu kali. Pada saat melewati garis putih, harusnya robot itu maju, eh robotnya malah mundur,” jelasnya.
Rizka menyebut hal ini menjadi pembelajaran dan membuat mereka lebih giat berlatih sehingga mampu mencapai prestasi tertinggi. (***)
SMAN 3 Pariaman Kembangkan Ekskul Robotick
Padang Ekspres • Kamis, 18/10/2012 13:03 WIB • ZIKRINIATI ZN - Padang • 142 klik
Meski baru seumur jagung, prestasi SMAN 3 Pariaman tak kalah dengan SMA favorit di Kota Pariaman. Baru-baru ini, tim robotic SMA yang dipimpin Elfi Junaida, meraih tempat juara sekaligus dalam lomba robotic tingkat Sumbar yang digelar Politeknik Unand.
WAKTU menunjukkan pukul 10.00 saat Padang Ekspres memasuki SMAN 3 Pariaman di Desa Sikabu Marunggi, Pariaman Selatan. Di ruang kepala sekolah, 8 siswa tengah berbincang dengan Kepala SMAN 3 Pariaman, Elfi Junaida. Mereka tengah mematangkan rencana pembuatan ekstrakurikuler robotic di sekolah mereka.
“Sejak meraih empat penghargaan pada lomba robotic di Unand, siswa bersemangat memajukan kegiatan robotic. Sebagai kepala sekolah tentunya saya sangat mendukung. Insya Allah dalam waktu dekat kita buka ekstrakurikuler robotic,” ujar Elfi yang baru menjadi kepsek beberapa bulan lalu ini.
Memang, dari enam tim robotic yang dikirim untuk mengikuti lomba robotic di Unand pada 2-3 Oktober lalu, empat tim berhasil meraih juara. Untuk kategori robotic roket air, tiga tim masing-masing meraih juara 1, 2 dan 3. Sedangkan kategori robotic line follower, tim SMAN 3 Pariaman meraih peringkat 3.
Prestasi yang membanggakan Kota Pariaman sekaligus ajang pembuktian bahwa SMAN 3 berhasil meraih prestasi bergengsi meskipun jauh dari pusat Kota Pariaman. Elfi selalu memotivasi siswanya untuk mengembangkan potensi dirinya, meski mereka tidak sekolah di sekolah favorit.
“Semua siswa memiliki kemampuan yang sama, tinggal usaha saja yang perlu diperkuat, itu yang selalu saya ungkapkan kepada mereka,” ujar Elfi kepada Padang Ekspres.
Kalimat itu juga yang selalu diingat-ingat tim robotic, kalau mereka mulai jenuh pada saat berlatih merakit robot yang dipandu langsung alumni mereka. Seperti yang diketahui perkara merakit robot tentu saja bukanlah hal yang instan, butuh kedisiplinan, kesabaran dan ketekunan untuk merakitnya.
Seperti membuat roket air sederhana dari botol minuman mineral bekas, dan menerbangkannya hingga tepat sasaran, bukanlah perkara mudah. Harus memiliki hitungan-hitungan yang tepat. Seperti, berapa kali roket yang sudah diisi air ini harus dipompa dengan pompa sepeda, agar bisa melayang dan mendarat di garis yang telah ditetapkan.
Sebab, penilaiannya memang pada saat terbang dan ketepatan pendaratan. Syukurnya pada saat lomba roket air, tim robotic Sunardi berhasil mendarat dengan mulus tepat di angka 100 meter. Ini angka tertinggi. Jika melewati angka tersebut, rocket tersebut dianggap gagal.
“Awalnya sempat deg-degan juga Kak, takut nggak mendarat tepat sasaran. Alhamdulillah kami berhasil,” ujar siswa XII IPA 3 tersebut.
Atas prestasinya ini, Sunardi bersama tim robotic yang menyabet gelar juara II dan III berhasil membawa pulang trofi dari Politeknik Unand.
Lain halnya Rizka, yang membuat robot line follower (robot yang dibuat sensor untuk mengikuti garis). Siswi XII IPA 3 ini sempat putus asa membuat robot yang menyerupai mainan mobil tamiya ini.
Mobil yang terbuat dari fiber itu, harus mampu mengikuti garis hitam dan harus mundur saat melihat garis putih. Sensor yang berguna untuk mendeteksi garis tersebut, seringkali error. Akibatnya, harus dibongkar pasang sensornya berulang-ulang.
“Sempat bosan juga Kak, sensornya sebentar oke sebentar error. Tapi begitu ingat mau ikut lomba, jadi semangat lagi,” ujar gadis berkulit putih itu.
Kerja kerasnya berbuah manis. Timnya berhasil meraih juara tiga. “Seharusnya bisa peringkat satu, tapi robotnya gagal mendeteksi sensor satu kali. Pada saat melewati garis putih, harusnya robot itu maju, eh robotnya malah mundur,” jelasnya.
Rizka menyebut hal ini menjadi pembelajaran dan membuat mereka lebih giat berlatih sehingga mampu mencapai prestasi tertinggi. (***)

Posting Komentar